Header Ads

Esdekursa Ngawi

Kongso Adu Jago yang Penuh Makna

Pagelaran Seni Wayang Kulit dengan Dalang Cilik Idzar Suham semalam (31/05) di halaman SD Pangkur 1 dan 2 dengan mengangkat lakon Kongso Adu Jago menjadi pemikat masyarakat Pangkur dan sekitarnya. Sejak siang persiapan telah dilakukan oleh penyelenggara dan acara “wayangan” dimulai sejak jam 7 malam.

Kongso Adu Jago yang Penuh Makna memberikan kita pengetahuan yang tidak sekedanya.

Raden Kongso (Putra permaisuri Maerah, Istri Basudewa) berambisi menguasai kerajaan Mandura.Untuk mewujudkan ambisinya ia menantang Raja Mandura, Basudewa untuk “adujago”. Kongso menjagokan pamannya yang bernama Suratimantra. Sedangkan Prabu Basudewa kesulitan mencari jago untuk dipertandingkan. Akhirnya Prabu Basudewa menyuruh adiknya, Ugrasena untuk mencari jago ke Saptoarga. Dan Ugrasena meminta Raden Bratasena untuk menjadi jago guna melawan Suratimantra.Terjadilah perang tanding antara Suratimantra melawan Raden Bratasena di arena Blabar Kawat Janget Cinencang (alun-alunMandura). Dan di akhir cerita perang tanding dimenangkan oleh Bratasena.

Cerita Kongso Adu Jago yang Penuh Makna ini memberikan banyak manfaat bagi beberapa pihak tentunya ,

  • Bagi Dalang : untuk mengenalkan karakter tokoh pewayangan baik antagonis maupun protagonis.
  • Bagi Siswa : memberi edukasi bahwa “sapa salah seleh, sapa pener bakal bener” yang artinya bahwa tindakan atau niat jahat akan kalah oleh kebaikan.
  • Dunia Seni : melestarikan (nguri-uri) kebudayaan jawa yang hampir terlupakan generasi muda , Memberi warna lain pagelaranya itu mengkolaborasikan wayang kulit dengan wayang orang.

Berikut ini adalah daftar nama – nama pengrawit beserta alat yang dimainkan, kesemuanya adalah siswa kelas V SD Negeri 1 Pangkur

  1. Asfin DwiPrasetyo – Bonang Barung
  2. Fatur Rahmat Amirul – Bonang Penerus
  3. Muhammad Rizal Fauzi – Demung 1
  4. Maulana Riski Pratama – Demung 2
  5. Faiz Nur Ramdhan – Saron 1
  6. Rohmat Dwi Arianto – Saron 2
  7. Bayu Saputro – Saron 3
  8. Falentino Diska Pratama – Saron 4
  9. Anton Kristanto – Peking
  10. Doni Riyanto – Slenthem
  11. Ardy Kurnia Nugraha – Kethuk
  12. Andrian Putra Firmansyah – Kempul
  13. Dwi Andika – Kenong

Semoga kegiatan – kegiatan semacam ini bisa ditiru oleh sekolah – sekolah lain sebagai salah satu bentuk apresiasi seni, menumbuhkan keterampilan, dan tentunya bermanfaat untuk masyarakat. (cse)

Sumber : KampoengNgawi.com

Posting Komentar

0 Komentar